Penjelajah
Minggu, 29 Agustus 2010
Hadits Dha'if Dan Maudhu'
21 Istilah Penting Dalam Ilmu Hadits
1. Ilmu Musthalah Hadits :
Ilmu dengan ushul (landasan-landasan) dan kaidah–kaidah yang dengannya diketahui keadaan sanad dan matan dilihat dari sisi diterima atau ditolak. Pembahasannya adalah sanad dan matan dari sisi diterima atau ditolak. Faidahnya adalah membedakan antara hadits yang shahih dari yang dha’if.
2. Hadits
Etimologis : Sesuatu yang baru, lawan dari alqadim (lama), bentuk jamaknya Ahadits.
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam baik perkataan, perbuatan, penetapan ataupun sifat.
3. Atsar
Etimologis : Sisa dari sesuatu, bentuk jamaknya al-aatsaar.
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada para Shahabat dan Tabi’in.
4. Riwayat
Etimologis : Bentuk mashdar dari kata kerja rowa yang artinya menukil dan menceritakan.
Terminologis : Ilmu menukil berbagai sabda Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam dan perbuatannya dengan rentetan pendengar, menghafal, penelitian dan menuliskannya.
5. Dirayat
Etimologis : Bentuk mashdar dari kata kerja daroo yang artinya mengetahui.
Terminologis : Ilmu yang dengannya diketahui macam–macam riwayat dan hukum–hukumnya, syarat – syarat perawi, tingkatan–tingkatan objek riwayat dan menguraikan makna–maknanya.
6. Mutawatir
Etimologis : Bentuk isim fa’il dari kata tawaataro yang artinya bertutut–turut.
Terminologis : Hadits yang diriwayatkan banyak perawi dan menurut kebiasaan mustahil mereka bersepakat atas kedustaan .
7. Hadits Aahad
Etimologis : Aahad bentuk jamak dari ahad yang berarti satu, yaitu awal bilangan.
Terminologis : Hadits yang tidak terkumpul padanya syarat–syarat Mutawatir.
8. Hadits Qudsi
Terminologis : Hadits yang sanadnya adalah Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam bersambung kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Maka diriwayatkan oleh Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam bahwa itu adalah Kalamullah Ta'ala.
9. Sanad
Etimologis : Sesuatu yang jadi sandaran.
Terminologis : Jalan yang sampai kepada matan. Atau juga : rangkaian perawi yang sampai kepada matan.
10. Matan
Etimologis : Bagian dari tanah tinggi yang keras.
Terminologis : Kalam (perkataan) yang didahului sebelumnya oleh akhir sanad.
11. Syadz
Etimologis : Yang sendirian yaitu menyendiri dari orang banyak.
Terminologis : Hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang maqbul (diterima riwayatnya) tapi menyelisihi orang yang lebih utama atau lebih kuat darinya.
12. Al – ‘Illah
Etimologis : Penyakit. Jamaknya ‘Ilal.
Terminologis : Penyebab yang tersembunyi dan tidak jelas yang bisa merusak kashahihan hadits.
13. Hadits Shahih
Etimologis : Shahih antonim dari kata saqim (sakit).
Terminologis : Hadits yang tersambung sanadnya dengan diriwayatkan oleh rawi yang adil dan sempurna hafalannya dari rawi sepertinya sampai akhir, tanpa ada keganjilan ( syadz ) dan cacat ( illat )
14. Hadits Hasan
Etimologis : Hasan adalah sifat yang berarti perhiasan dan keindahan.
Terminologis : Hadits yang tersambung sanadnya dengan diriwayatkan oleh rawi yang adil dan ringan hafalannya dari rawi sepertinya sampai akhir, tanpa ada keganjilan (syadz) dan cacat (illat).
15. Hadits Dha’if
Etimologis : Dha’if adalah antonim dari kata qowie (kuat).
Terminologis : Hadits yang tidak terhimpun padanya semua syarat hasan dikarenakan kehilangan salah satu syarat hasan.
16. Hadits Maudhu’
Etimologis : Bentuk isim maf’ul dari kata kerja wadho’a yang artinya turun atau menurunkan, lawan kata dari Rofa’a (naik, menaikkan).
Terminologis : Kebohongan yang diada–adakan dan dibuat–buat kemudian dinisbatkan kepada Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam dengan sengaja.
17. Marfu’
Etimologis : Bentuk isim maf’ul dari kata ar-raf’u (tinggi), antonim dari kata wadho’a (= turun, rendah ) Sepertinya dinamakan marfu’ seperti itu karena dinisbatkan kepada pemilik kedudukan yang tinggi yaitu Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam.
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam baik perkataan, perbuatan, penetapan ataupun sifat, baik sanadnya muttasil ( tersambung ) atau munqathi’ (terputus).
18. Mauquf
Etimologis : Bentuk isim maf’ul dari kata kerja waqofa yang artinya diam dan berdiri.
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Shahabat radiyallahu 'anhum baik perkataan, perbuatan ataupun penetapan.
19. Maqthu’
Etimologis : Bentuk isim maf’ul dari kata qotho’a, dimana dia adalah antonim dari kata washola (menyambung).
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Tabi’in atau yang dibawah mereka baik perkataan ataupun perbuatan.
20. Al - Jarh
Etimologis : Bentuk mashdar dari kata kerja jaroha yang artinya memberikan bekas luka pada tubuh akibat senjata.
Terminologis : Suatu sifat jika ada pada seorang perawi, maka hilanglah penghargaan atas ucapannya dan batallah mengamalkan riwayatnya.
21. At - Ta'dil
Etimologis : Bentuk mashdar dari kata kerja ‘addala yang artinya menegakkan dan meluruskan.
Terminologis : Menyifati seorang rawi dengan apa–apa yang mengharuskan riwayatnya diterima. www.alquranhaditsonline.blogspot.com
Perbedaan Hadits Qudsi Dengan Hadits Nabawi
Jika kita mau menyimak hadits-hadits warisan Rasul saw, maka kita temukan perbedaan antara hadits qudsi dengan hadits nabawi. Adapun perbedaan antara hadits qudsi dengan hadits nabawi terletak pada sumber dan proses pemberitaannya. Hadits qudsi makna kalimatnya dari Allah yang disampaikan via wahyu, sedangkan redaksinya dari Nabi saw yang disandarkan langsung kepada Allah. Sedangkan hadits nabawi, makna pemberitaan dan redaksi hadits berdasarkan ijtihad dari Nabi saw sendiri.
Pada hadits qudsi Rasul menjelaskan isi kandungan yang tersurat atau yang tersirat pada wahyu yang diterima Nabi dari Allah, tetapi penyampaiannya disandarkan kepada Nabi sebagai pihak penyampai berita dari Allah dan hakikat penyandaran berita kepada Allah sebagai pihak sumber awal berita diterima Nabi saw, maka pemberitaan seperti ini dalam ilmu hadits di sebut dengan istilah taufiqi.
Sedangkan pada hadits nabawi, kalimat pada matan hadits merupakan hasil dari ijtihad Nabi saw yang beliau fahami dari Al-Qur'an, karena beliau bertugas sebagai pentarjim dan pentafsir Al-Qur'an sesuai dengan bahasa dan tingkat daya nalar pemikiran ummat yang sedang beliau hadapi. Penyampaian Nabi dari biasisasi pentafsiran Qur'an itu akan didiamkan wahyu, jika yang beliau sampaikan benar, tetapi selalu direnopasi oleh wahyu yang turun jika penyampaian Nabi saw terdapat kesalahan. Maka pemberitaan seperti ini dalam ilmu hadits disebut dengan istilah tauqifi. www.alqur'anhaditsonline.blogspot.com
Selasa, 17 Agustus 2010
Sinonim Al-Hadits
1. Assunnah
2. Al-Khobar
3. Al-Atsar
Kita mulai kajian ini dari Assunnah.
1. Assunnah
Sunnah menurut bahasa berasal dari bahasa Arab diantaranya adalah "suatu perjalanan yang diikuti"1 atau bisa juga diartikan menjadi "tradisi yang kontinu".2
Kemudian sunnah menurut istilah harus kita rujuk dari berbagai ulama yang sering menggunakan istilah sunnah dalam dakwahnya, diantaranya adalah:
a. Menurut ulama ahli hadits
"Sunnah adalah segala perkataan Nabi saw, perbuatannya, dan segala tingkah lakunya."3
b. Menurut faqih (fuqaha)
"Sunnah adalah Sesuatu ketetapan yang datang dari Rasulullah saw dan tidak termasuk kategori fardhu dan wajib, maka ia menurut mereka adalah syara' yang menuntut pekerjaan tapi tidak wajib dan tidak disiksa bagi yang meninggalkannya."4
c. Menurut Ushuliyun
"Segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi saw baik yang bukan Al-Qur'an, baik berupa segala perkataan, perbuatan, dan pengakuan yang patut dijadikan dalil hukum syara'."5
d. Menurut ulama tauhid
"Sesuatu yang menjadi lawan dari bid'ah."6
2. Khobar
Menurut bahasa, khobar artinya "berita"7. Sedangkan menurut sudut pandang istilah yang sering dipakai di kalangan muhadditsin, khobar lebih sering diidentikkan dengan hadits, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi (baik secara marfu', mawquf, dan maqthu') baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, dan sifat. Diantara muhadditsin memberikan defenisi khobar adalah "sesuatu yang datang dari Nabi saw dan dari yang lain seperti dari para sahabat, tabi'in dan pengikut tabi'in atau orang-orang setelahnya."8
Jika hadits datangnya khusus dari Nabi saw, tetapi khobar bisa datang dari selain Nabi saw, seperti bisa datang dari sahabat, tabi'in, tabi' tabi'in, mutabi'in dan sesudahnya yang berita itu bersifat marfu'.
3. Atsar
Menurut bahasa, Atsar berasal dari bahasa Arab yang artinya "peninggalan atau bekar sesuatu"9 yaitu peninggalan Nabi saw atau bekas Nabi saw, karena hadits merupakan peninggalan dan bekas beliau, sebagai tanda bahwa beliau pernah ada diantara kita. Atau dapat diartikan "yang dipindahkan dari Nabi".10
Sedangkan menurut istilah di kalangan muhadditsin, atsar adalah berita mauquf yang datangnya dari Nabi saw, sahabat dan tabi'in. www.alquranhaditsonline.blogspot.com
Sumber Referensi:
1. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ulumul Hadis, Amzah, Jakarta, Cet. 3, 2009, Hal. 5.
2. Ibid.
3. Annawawi, Shahih Muslim Bi Syarah Annawawi, Dar Al-Fajri, Cairo, Cet. 1, Jilid 9, 1999, Hal. 5.
4.Dr. H. Abdul Majid Khon M.Ag, op. cit, Hal. 6.
5. Ahmad Umar Hasyim, Assunnah Annabawiyah Wa 'Ulumuha, Maktabah Gharib, Cairo, 1991, Hal. 17.
6. Adil Muhammad Darwis, Nazharat Fi Assunnah Wa 'Ulum Al-Hadits, Jakarta: Kulliyat Addirasat Al-'Ulya Pasca Sarjana UIN, 1998, Hal. 11.
7. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, op. cit, Hal. 9.
8. Ibid.
9. Ibid.
10. Ibid.
Langganan:
Postingan (Atom)
JAMA'AH
TENTANG ANE

- Mas Gun
- Sibolga, Sumatera Utara, Indonesia
- Insya Allah ahli di bidang pengobatan segala jenis penyakit medis/non medis dengan tarif Rp....... Seikhlasnya. Dengan keikhlasan, kita mampu lebih maksimal menolong sesama sedaya mampu yang Allah anugerahkan kepada kita, sudah banyak yang sembuh dan sekarang giliran anda. Hub saya di Hp: 085276600050.